Testimoni mantan kader PKS (Arbania Fitriani): Perlunya warga Nahldiyin Tahu sejatinya PKS

Catatan.

Nukhittah26

Testimoni ini ditulis oleh seorang mantan kader PKS dari UI bernama Arbania Fitriani sebagai β€œnote” pribadi di facebook. Testimoni ini, diposting di berbagai situs internet, di dalam face book Ulil.Β  Kami tidak setuju dengan Islam liberal, tetapi narasi ini penting dan tidak harus menutupi kebenaran. Majlis para masyayikh merasa penting untuk menampilkan testimoni ini, terlepas benar atau tidak. Tetapi paling tidak, dapat menjadi bahan pertimbangan lain agar orang-orang NU bisa membuka mata lebar-lebar tentang PKS, sebagaimana dituturkan oleh mantan orang dalamnya.

***

View original post 2,057 more words

3 thoughts on “Testimoni mantan kader PKS (Arbania Fitriani): Perlunya warga Nahldiyin Tahu sejatinya PKS

  1. Kamu yakin bisa mempercayai tulisan semacam itu, Tin?

    Menurutku, tulisan seperti itu tidak memenuhi syarat untuk dipercaya. Terlalu sulit diverifikasi. Orang yang dituduh pun tidak akan membenarkan tulisan itu, terutama soal agenda tersembunyi yang hanya diketahui oleh para elitnya.

    Tapi itu menurutku, sih…..

    • Makanya kan kutulis, “Ini hanya catatan saja, untuk disimpan dan dipikirkan lain kali.” Tentu saja, terlalu cepat kalau yang seperti ini langsung dipercayai 100%…

      Dari tulisan tersebut, yang paling aku cermati dan yakin cukup benar adalah metode kaderisasi yang berlevel-level itu. Sedikit banyak aku tahu di lapangan faktanya seperti itu. Di SMA dan di kampus dulu pada tahun pertama S1, aku termasuk yang dikader, tapi pengkaderan itu gagal karena aku kelewat kritis dan tidak puas akan banyak hal.

      Selain itu, yang juga cukup aku percayai adalah pada bagian yang intinya “hidup demi harokah/ partai” itu. Aku sendiri tidak pernah menyaksikan atau mengalami dinamikanya, tetapi pernah mendengar langsung dari beberapa teman yang mengalaminya, yaitu mereka yang telah masuk lebih dalam dalam struktur, bukan lagi orang pinggiran seperti aku dulu. Sebagian ada yang tetap, sebagian ada yang keluar. Yang keluar ini yang diistilahkan dengan “barisan sakit hati” atau “basah”. Ada dari mereka yang keluar dengan masih menjaga kehormatan PKS (mereka menjaga mulut), ada yang lantas bersuara keras (salah satunya, mungkin, yang menulis curhat di atas, dan juga yang membuat situs http://tarbiyahbukanpks.com plus akun twitter-nya, serta dulu, kalau ingat, kasus PKS vs Yusuf Supendi).

      Selebihnya dari artikel itu, terutama yang mengatakan ada agenda tersembunyi dan Arab Saudi itu, aku tidak berkomentar. Butuh orang yang kedudukan di inner circle elit partai itu untuk mengkonfirmasinya. Ya masalahnya, siapa yang mampu melakukan konfirmasi seperti itu? Sehingga persoalanku bukan “apakah yakin bisa mempercayai itu”, tetapi “sabarkah menunggu sampai yang benar itu tampak dengan sendirinya atas kehendak Allah” πŸ™‚

      Maaf ya, aku banyak sekali bicaranya… Aku lanjutkan. πŸ˜€

      Ke depan, entah kapan, aku pribadi punya rencana terkait persoalan ini. Bagiku yang ingin jadi ilmuwan sosial, aku memandang ini sebagai suatu fenomena sosial. Aku ingin sekali tahu tentang perkembangan organisasi yang dijuluki partai kader ini. Bagaimana ia ketika baru embrio, lalu lahir dan berkembang sampai sekarang dengan segala permasalahannya yang butuh penyelesaian, padahal dulu ia begitu dikagumi dan diharapkan.

      Ya kalau boleh berpikir jauh lagi, kalau kita serius mau memajukan umat Islam, bisa jadi hasil dari meneliti ini akan menjadi masukan yang baik untuk membangun organisasi yang mewadahi umat secara lebih baik.

      Btw, akan menarik sekali kalau kita juga bisa membandingkan antara Muhammadiyah-PAN, NU-PKB, dan Tarbiyah-PKS. Sama-sama organisasi sosial kemasyarakatan yang punya sayap politik, katakanlah begitu, tetapi untuk sekarang ini punya akhir cerita yang berbeda. Kita percaya berdasarkan sunnatullah adanya hukum sebab-akibat. Kalau keadaan yang seperti itu adalah suatu akibat, maka pasti ada sesuatu yang menyebabkannya. Sebab-sebab inilah yang menurutku akan sangat bermanfaat untuk dipelajari. πŸ™‚

Comments are closed.